Get Gifs at CodemySpace.com

Senin, 28 November 2011

PANDANGAN LANSIA KETIKA TERKENA STROKE

Penderita pascastroke mengalami gangguan fisik yang bervariasi, tergantung bagian otak yang terkena. Penderita pascastroke memiliki kemungkinan yang sangat besar mengalami kelumpuhan, seperti mati rasa sebelah badan, sulit untuk berbicara dengan orang lain, mulut mencong (facial drop), lengan yang lemah, kaki lemah (arm drift), gangguan koordinasi tubuh dan penderita pascastroke yang parah biasanya hanya bisa di tempat tidur maupun di kursi roda (Junaidi, 2004). Hal ini sejalan dengan pernyataan Lanny Sustrani,dkk (2004) yang mengungkapkan bahwa dampak stroke adalah kelumpuhan, perubahan mental, gangguan komunikasi, gangguan emosional dan kehilangan indera rasa.

Sarafino (2006) mengungkapkan bahwa selain kelumpuhan, individu penderita stroke juga mengalami penurunan fungsi kognitif-bahasa, memori dan persepsi. Gangguan bahasa yang umum terjadi pada penderita pascastroke adalah aphasia yaitu kesulitan memahami atau menggunakan kata-kata. Selain itu terjadi pula gangguan pengelihatan pada penderita pascastroke yang disebabkan oleh otak kanan yang disebut dengan visual neglect dimana pasien gagal memproses informasi pada pengelihatan disebalah kiri sebagai contoh , mereka tidak bisa memesan makanan pada menu bagian kiri, atau tanda pengurangan (-) pada tugas
hitungan (Lanny Sustrani,dkk, 2004). Keadaan ini mengakibatkan penderita kelumpuhan pascastroke memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas-aktivitas pribadi
mereka seperti mandi, makan, ganti pakaian, buang air besar. Tidak seperti sebelum terkena stroke mereka dapat melakukan aktivitas pribadi seperti mandi, makan, ganti pakaian, buang air besar dapat mereka lakukan sendiri.

Setelah mereka terkena stroke aktivitas-aktivitas pribadinya tidak dapat mereka lakukan sendiri. Mereka membutuhkan bantuan orang lain untuk membantu mereka melaksanakan aktivitas- akitivitas pribadinya. Hal ini terjadi karena kelumpuhan dari organ tubuh mereka.

Penyakit stroke tidak hanya berdampak buruk pada kondisi fisik penderita pascastroke, tetapi juga berdampak bagi perkembangan psikologisnya. Penderitaan yang dialami oleh individu pascastroke disebabkan karena stroke merupakan penyakit kronis yang dapat mengakibatkan kelumpuhan total, bahkan kematian (terminal illness) (Sarafino, 1998). Kondisi awal yang menyertai keadaan individu yang memiliki penyakit kronis adalah mengalami shock, putus asa, dan sering sekali menggunakan penghindaran dari kontak lingkungan (avoidance), dan menyangkal keberadaan masalah kesehatan yang dideritanya (Sarafino, 1998).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar